Aq sudah pasrah ketika melihat semakin banyak flek yang keluar. Hati sudah dipersiapkan untuk kemungkinan yang terburuk.
Sabtu malam sebelumnya dokter kandungan yang kutemui mengatakan bahwa detak jantung janinku yg berusia 9 minggu sudah tak terdeteksi, dan ia mengatakan kalau begitu janin tidak akan berkembang lagi. dan taulah apa tindakan medis selanjutnya.
Kukuatkan hatiku di hadapan si dokter, kutahan air mata yang sudah siap meluncur ke pipi. Berhasil. Aku tidak menunjukkan emosiku secara vulgar di hadapannya. tapi begitu keluar dari ruangan periksa segera ku tumpahkan kesedihan yang sejak tadi tertahan kepada suamiku. alhamdulillah, Sikap suamiku sangat membantuku melewati masa sulit itu.
Perasaan kurang berharga mulai menyelinap di hati. Apakah aku berhak diistimewakan suami setelah kegagalan ini? Oh babe forgive me.
Sebenarnya vonis itu belum harga mati. Toh dokter masih memberiku obat penguat janin dan memintaku kembali paling tidak 3 hari lagi. Tapi aku dan suami memutuskan untuk mencari second atau bahkan third opinion.
Sebenarnya saat itu feelingku mengatakan dokter salah karena janinku bertambah panjang 10mm sejak 2 hari lalu ketika aku kontrol rutin. berarti bayiku tumbuh. Dia masih sehat.
sesampai dirumah aku segera googling untuk mendapatkan informasi mengenai hal ini. Dan hasilnya cukup membuatku optimis, karena pernah ada beberapa kasus yang sama menimpa orang lain ternyata memang dokter terlalu cepat menyimpulkan. Toh bayi mereka yang sebelumnya disarankan untuk dikuret ternyata sehat sampai hari kelahiran tiba.
Tapi, kembali ke awal tulisan keesokan harinya flek mulai semakin banyak dan akupun memutuskan untuk tidak kerja keesokan harinya.
Kemudian akupun teringat dengan niat untuk bersedekah yang belum terlaksana. Esok paginya sebelum bertemu dokter kandungan lain untuk second opinion, akupun mentransfer sejumlah uang sebagai sedekah.
Dokter kandungan yang kedua melihat ke monitor dengan serius gambar usgku. jantungku berdebar kencang dan wajah suamikupun kelihatan sangat tegang menanti diagnosa dokter. "Alhamdulillah masih ada kok detaknya, tuh lihat kelap-kelipnya." Ucap si dokter memecah kesunyian. "Panjangnya sudah 2.2cm ".
Jangan tanyakan perasanku saat itu. Aku sangat-sangat bahagia hingga mataku berkaca-kaca. Suamikupun tersenyum bahagia.
Terima Kasih Ya Allah. aku sangat bersyukur bayiku selamat.
...
Minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu. Akhirnya aku melahirkan. And Guees What! I have twin. laki dan perempuan. Sehat tak kurang satu apapun. Bukan hanya itu, mereka vey-very beautiful.
Sekarang usia mereka sudah satu tahun dan aku berhasil memberikan ASI selama dua tahun itu. I Love U Honey.
Terima Kasih ya Allah sudah memberikan Keajaiban yang sangat berarti bagiku.
PS: Bersedekahlah maka keajaiban akan terjadi padamu....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Kenyataan sebenarnya aku harus dikuret karena positif mengalami keguguran. Tulisan ini hanya dibuat sebelum tindakan kuret, untuk membantuku membangun pikiran optimis
Posting Komentar