Rencana kunjungan ke
Masterpiece batal. Kamis subuh dapat kiriman WA dari SABIN (Sekolah Alam
Bintaro), padahal Ayah Khai udah ambil cuti sehari, jadilah cutinya buat
scalling ke klinik gigi.
Informasi kuota penerimaan dari luar lah yang membuat keputusan
bulat harus Sabin. Terlepas dari plus minusnya, saya kami
tak punya pilihan lebih baik dari Sabin untuk SD Khai nanti. So far, for me,
Sabin is the best in Bintaro. Dan melihat kuota SD yang diterima hanya 10 orang
maka lebih baik mengamankan posisi dulu dengan bersekolah TK di Sabin supaya
kursi SD lebih terjamin.
Untuk kuota TK A lumayan banyak, ada 29 kursi tersedia, dan
formulir yang disediakan 40 formulir. Sedangkan kuota luar untuk TK B adalah
ZERO alias tidak nerima dari luar lagi, jadi ga bisa idealis nyekolahin anak
mulai TK B ajah. Untuk SD hanya 10 dengan formulir yang disediakan 24, dengan 1
waiting list. Jadi 15 orang harus siap menerima kekecewaan karena tidak masuk
ke sana. What a tight competition..
Bagi yang penasaran dengan plus
minus menurut standar saya (tiap orang pasti beda ya tergantung harapan masing2
akan sekolah itu) penjelasan singkatnya begini:
Plus : Porsi bermain 70%
(karena anak usia TK mang kebutuhannya adalah bermain); Tidak ada PR (sesuatu
yang tidak perlu); Tidak men “drill” pada akademis (belum sesuai dengan
perkembangan otak anak); Lingkungan sekolah nan asri dinginnya alami tanpa AC
(sehat bukan?); Biaya sekolah relatif terjangkau untuk sekolah yang berbasis
fun learning ( uang pangkal TK 12 juta, uang tahunan 2.750.000, parenting
1.250.00, SPP 850.000, seragam 255.000, lain2 15.000). Apalagi ya?
Yang agak berbeda dengan
harapan saya adalah Pelajaran agama dimana anak2 setiap hari di suruh soal
Dhuha, menghapal surat dan doa, hadist2 shahih. Yang menurut saya belum saaynya.
Dari yang saya pelajari dari Trainer nya FBE ( Bapak Harry Santosa dan Bapak
Adriano Rusfi), untuk anak di bawah 7 tahun agar dihindari pembebanan syariah
kepada anak, kalau tidak salah istilahnya taklif, seperti sholat, mengaji,
karena nature pembebanan bukanlah hal yang menyenangkan sedangkan anak2 masih
sangat dominan perasaannya, kalau tidak suka khawatir akan tertanam di bawah
sadarnya.
Kalau dibebankan sebelum
waktunya dikhawatirkan justru si anak tidak menyukai ibadah2 tersebut.
Seharusnya kuatkan dulu aqidahnya. Sebab jika aqidah sudah kuat maka cinta akan
muncul dan beban syariah akan lebih mudah dilakukan.
Saya setuju dengan ini karena
Rasullullah menanamkan aqidah (periode Mekah) lebih lama dari merapkan hukum
dan syariah (periode Madinah). Saya tidak ingin anak2 menjadi muak agama,
seperti gelaja yang banyak terjadi belakangan ini. Ketika kecil di drill untuk
menghapal Al Quran, sholat, berjilbab sejak dini, dll, setelah besar
memberontak dan kelakuannya berkebalikan dengan yang diharapkan orang tuanya.
Banyak contoh nyata, saya tidak mungkin di jabarin di sini.
Yah mungkin itu saja yang
kurang pas menurut saya.
Sekilas untuk Sekolah
Masterpiece : Menurut cerita tetangga yang anaknya pernah bersekolah di sana,
sekolah ini konsepnya Holistic learning, jadi anak2 semua dianggap istimewa,
dan pembelajaran disesuaikan dengan karakter si anak, kinestetik, musical,
auditory. Keren kan. Dulu Ayah Edy terlibat di sekolah ini, dan walaupun
tidak melibatkan ayah Edy lagi konsepnya tetap sama. Sayangnya Kontak di
Web tidak di update sehingga kalau nelpon nomor pada tidak bisa dihubungi,
bahkan ada nama Cp yang masih dicantumin padahal orangnya sudah tidak di sana
lagi.
Belum ada SD nya, dan lupa…
lokasi di Serpong di Perumahan Puspa Loka BSD.
Untuk biaya sepertinya lebih
murah dari Sabin sendiri.
Untuk Sekolah Tanah Tingal,
insha Allah nyusul yah.
Eike mau pulang dulu.
Semoga bermanfaat
Assalamualaikum….bye…
Jakarta, 23 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar